Ramaparasu

Ramaparasu

Senin, 01 Juli 2013

pembelajaran bahasa Jawa

Gandhelis (Gatekna-Bedheka-Tulisa)  

Inovasi Metode Pengajaran Bahasa Jawa yang aktif, kreatif, menyenangkan.

Di era globalisasi, pendidikan menjadi tolakan utama sebuah bangsa dalam menyiapkan generasi penerus yang berdaya saing tinggi. Semakin tinggi kualitas pendidikan, semakin terbuka peluang sebuah bangsa untuk terus melesat dan menjadi adikuasa. Mari tengok Jepang dengan semangat belajarnya yang tinggi, kini siapa yang mampu menandingingi dalam teknologi. Namun, mari cermati, pendidikan seperti apa yang dapat menghantarkan eksistensi dalam globalisasi? Berkaca dari keberhasilan Jepang maka optimalisasi teknologi dan pelestarian budaya luhur jawabannya. Teknologi agar mampu bersaing, dan budaya agar tak hilang jati diri negeri.
Di Indonesia dikenal Muatan lokal (mulok) yang merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Salah satunya di sekitar kita adalah penggunaan bahasa jawa. Berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah yang diikuti oleh Gubernur Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta dikuatkan pula oleh Konggres Bahasa Jawa ke IV Tahun 2006 menegaskan pentingnya pembelajaran Bahasa Jawa dan mewajibkan penyelenggaraannya di sekolah tingkat dasar hingga menengah. Namun dewasa ini, tingkat penggunaan bahasa jawa di kalangan masyarakat cenderung menurun. Hal ini tergeser dengan eksisnya pengajaran bahasa Indonesia dan bahasa asing sejak dini. Padahal ada banyak nilai-nilai luhur yang terkandung dalam penggunaan bahasa jawa, diantaranya adalah unggah-ungguh (sopan santun) dari yang muda kepada yang lebih tua. Pembelajaran bahasa jawa di sekolahpun tak jauh beda. Pelajaran bahasa jawa kini kurang diminati karena metode pengajaran yang belum bervariasi dan memunculkan motivasi siswa mempelajari bahasa jawa.
Salah satu solusi yang dikemukakan untuk persoalan pembelajaran bahasa jawa tersebut adalah munculnya metode GANDHELIS (Gatekna-Bedheka-Tulisa). GANDHELIS adalah sebuah inovasi metode pengajaran bahasa jawa untuk memperkenalkan bahasa krama dari kata kerja sederhana yang diperagakan kemudian dituliskan dalam bentuk hanacaraka melalui papan teka-teki silang. GANDHELIS melatih kecerdasan verbal linguistik melalui permainan kata dan kecerdasan kinestetik serta interpersonal melalui kompetisi antar kelompok.
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode GANDHELIS adalah sebagai berikut:
  1. Guru memeragakan beberapa kata kerja di depan kelas (contoh: maca, nulis). Siswa diminta menebak secara bersama-sama. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menyampaikan bahasa krama dari kata yang berhasil diketahui (contoh: maos, nyerat)
  2.  Siswa dibagi menjadi 3 kelompok besar. Masing menentukan juru peraga. Guru membagi amplop berisi 5 kata kerja yang harus diperagakan. Tiap kelompok mendapat kata yang berbeda. 
  3. Guru membuat tabel sederhana dengan ukuran 15×10 kotak dan tabel skor dengan ketentuan nomor, nama kelompok, dan skor. 
  4. Juru peraga maju ke depan kelas dan memeragakan kata yang didapat. Kelompok lain berlomba menjawab. Ketentuan menjawab: menebak kata kerja, mencari bahasa krama-nya, menuliskan bentuk hanacaraka dari kata tersebut pada tabel teka-teki silang mendatar yang telah dibuat guru. 
  5. Kelompok dengan nilai tertinggi menjadi pemenang kompetisi.
Semoga bermanfaat sebagai alternatife metode pengajaran bahasa jawa, yang sesuai judulnya, aktif-kreatif-menyenangkan. Selamat mempraktekkan bapak dan ibu guru. Sangat ditunggu masukan, kritik, maupun saran demi perbaikan metode GANDHELIS ini. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar